PUISI-PUISI RANGGA di AADC 2
Tidak Ada New York Hari Ini
Tidak ada New York hari ini
Tidak ada New York kemarin
Aku sendiri dan tidak berada di sini
Semua orang adalah orang lain
Bahasa Ibu adalah kamar tidurku
Kupeluk tubuh sendiri
Dan Cinta, Kau tak ingin aku
mematikan mata lampu
Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai
angin
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening, kau yang
dingin dikenang
Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta
kau melihat langit membentang lapang
menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi
menolak untuk dimiliki
Ketika kau bertanya kepadaku tentang
cinta,
aku melihat nasib manusia
terkutuk hidup di bumi
bersama jangkauan lengan mereka yang
pendek
dan kemauan mereka yang panjang
Ketika aku bertanya kepadamu tentang
cinta,
kau bayangkan aku seekor burung kecil yang
murung
bersusah payah terbang mencari tempat
sembunyi
dari mata peluru para pemburu
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang
tersisa
kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang
sendiri
Ketika ada yang bertanya tentang
cinta,
apakah sungguh yang dibutuhkan adalah
kemewahan kata-kata
atau cukup ketidaksempurnaan kita?
Batas
Semua perihal diciptakan
sebagai batas
Membelah sesuatu dari
sesuatu yang lain
Hari ini membelah
membatasi besok dan kemarin
Besok batas hari ini dan
lusa
Jalan-jalan memisahkan
deretan toko dan perpustakaan kota,
bilik penjara, dan
kantor wali kota,
juga rumahku, dan
seluruh tempat di mana pernah ada kita
Bandara dan udara
memisahkan New York dan Jakarta
Resah di dadamu dan
rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata
Begitu pula rindu
Antar pulau dan seorang
petualang yang gila
Seperti penjahat dan
kebaikan dihalang ruang dan undang-undang
Seorang ayah membelah
anak dari ibunya dan sebaliknya
Atau senyummu dinding di
antara aku dan ketidakwarasan
Persis segelas kopi
tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur
Apa kabar hari ini?
Lihat tanda tanya
itu
Jurang antara kebodohan
dan keinginanku memilikimu sekali lagi
Akhirnya
kau hilang
Akhirnya kau pergi dan
aku akan menemukanmu di mana-mana
Di udara dingin yang
menyusup di bawah pintu
Atau di baris-baris
puisi lama yang diterjemahkan dari bahasa
Di sepasang mata
gelandangan yang menyerupai jendela berbulan-bulan tidak dibersihkan
Atau di balon
warna-warni yang melepaskan diri dari tangan seorang bocah
Akhirnya kau pergi dan
aku akan menemukanmu di jalan-jalan
Atau bangku-bangku taman
yang kosong
Aku menemukanmu di salj
yang menutupi kota
Seperti perpustaan
sastra
Aku menemukanmu di
gerai-gerai kopi, udara, dan aroma makanan yang keluar atau terlalu matang
Aku menemukanmu
berbaring di kamarku yang kosong
Saat aku pulang dengan
kamera di kepala
berisi orang-orang
pulung yang tidak ku kenal
Kau sedang menyimak lagu
yang selalu kau putar
Buku cerita yang belum
kelar kau baca
Bertumpuk bagai kayu
lapuk di dadaku
Tidak sopan kataku
mengerjakan hal-hal tapi tetap kesedihan
Akhirnya kau hilang, kau
meninggalkan aku
Dan kenangan ini
satu-satunya akar getah yang tersisa
---
"Kadang-kadang kau pikir, lebih mudah
mencintai semua orang daripada melupakan satu orang. Jika ada seorang terlanjur
menyentuh inti jantungmu, mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan
kemungkinan-kemungkinan"
0 komentar