Puisi-Puisi AADC 1
3 puisi apik karya Rako Prijanto.
----
Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus adalah kata
Angan, debur dan emosi
Bersatu dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat
Lidah kita menyatu
Maka setiap apa terucap adalah sabda
pendita ratu
Ahh.. diluar itu pasir diluar itu debu
Hanya angin meniup saja
Lalu terbang hilang tak ada
Tapi kita tetap menari
Menari cuma kita yg tau
Jiwa ini tandu maka duduk saja
Maka akan kita bawa
Semua
Karena.. Kita.. Semua.. Adalah.. Satu
---
Kulari
ke hutan kemudian menyanyiku
Kulari
ke pantai kemudian teriakku
Sepi…
sepi dan sendiri aku benci
Ingin
bingar aku mau di pasar
Bosan
aku dengan penat
Enyah
saja engkau pekat
Seperti
berjelaga jika kusendiri
Pecahkan
saja gelasnya biar ramai
Biar
mengaduh sampai gaduh
Ada
malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa
tak goyangkan saja loncengnya biar terdera?
Atau
aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?
---
Perempuan
datang atas nama cinta
Bunda pergi
karena cinta
Digenangi air
racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan
lelap tidur dihatimu
Yang
berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa
dengannya
Meninggalkan
hati untuk dicaci
Baru sekali
ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
Ada apa
dengan cinta
Tapi aku
pasti akan kembali
Dalam satu
purnama
Untuk
mempertanyakan kembali cintanya
Bukan
untuknya
Bukan untuk
siapa
Tapi untukku
Karena aku
ingin kamu
Itu saja
0 komentar